Cari tahu kebenarannya dalam 1 menit.
Mungkin Anda terheran-heran ada salju di Gurun Sahara yang panas. Dilansir dari Dailymail.co.uk, hal itu benar terjadi pada Minggu pagi tanggal 7 Januari di Kota Ain Sefra, Aljazair dengan ketebalan tebal 40 cm atau 16 inchi yang menutupi perbukitan. Hal tersebut merupakan imbas dari Badai Eleanor yang terjadi di kawsan Eropa Barat pada akhir pekan lalu. Hembusan angin dingin bergerak ke arah sebagian Gurun Sahara dan kemungkinan akan melemah sebelum mencapai Laut Merah. Namun, salju di hari itu sudah mencair di siang hari akibat suhu gurun yang mulai memanas.
Anomali salju tersebut dikabarkan mulai terjadi sejak Minggu pagi yang ditandai dengan suhu gurun menurun pada Bulan Januari. Salju saat ini mengendap cukup tebal di kawasan padang pasir namun di perkotaan salju hanya setinggi 1 – 2 inchi.
(Foto: Dailymail.co.uk)
Salju di Gurun Sahara di Bulan Januari menjadi yang ketiga dalam 40 tahun terakhir. Sebelumnya di Desember 2016, di Kota Ain Sefra juga dihujani salju hampir selama seharian. Akibatnya, membuat jalanan menjadi licin dan rumah-rumah tertutup salju. Banyak anak saat itu menyambut baik dengan membuat boneka salju. Jauh sebelumnya, ditanggal 18 Februari 1979, salju untuk pertama kali menghujani Kota Ain Sefra selama kurang dari dua jam.
Anomali salju atau anomali musim dingin merupakan dampak adanya pemanasan global. Hal itu bisa terjadi seperti karena udara yang terlalu dingin di suatu tempat dan angin berhembus cepat ke daerah yang tekanannya lebih rendah. Fenomena ini memunculkan udara yang dingin pula di tempat tersebut dan mengakibatkan hujan dengan butiran es. Pada akhir tahun 2013 muncul salju di berbagai tempat yang tidak terduga seperti Arab Saudi, Mesir, Lebanon, hingga Vietnam. Indonesia juga pernah mengalami hal yang sama di wilayah Bandung pada bulan April 2017.