Apakah Anda pernah dikecewakan oleh orang lain? Hati-hati, bisa jadi Anda sedang mengalami gejala Pistantrophobia.
Durasi baca: 1 menit
“Lebih baik berprasangka buruk dulu, deh. Jadi kalau ternyata dia memang tidak baik, Anda tak lagi kaget atau sakit.” Saran seperti ini mungkin pernah beberapa kali Anda dengar—atau justru Anda sendiri yang memiliki prinsip ini?
Sebenarnya, bebas-bebas saja bagi seseorang memilih prinsip hidupnya. Namun, prinsip yang dibawa sebaiknya haruslah positif. Tidak baik memiliki prasangka buruk terhadap seseorang sebelum mengenalnya lebih dalam.
(BACA JUGA: Ini yang Menyebabkan Rasa Sesak di Dada Saat Sedih)
Coba deh, pikirkan kembali peristiwa yang pernah terjadi dalam hidup Anda. Apakah Anda pernah dikhianati? Jika benar kepercayaan Anda pernah disalahgunakan, mungkin Anda kini mengalami pistantrophobia atau gejala pistantrophobia.
Pistantrophobia adalah fobia atau ketakutan yang besar untuk memberikan rasa percaya kepada orang lain karena pernah mengalami peristiwa buruk berkaitan dengan kepercayaan pada masa lalu.
Dalam hal ini, tak hanya masalah percintaan yang menjadi konteksnya, namun juga pertemanan dan hubungan apapun yang melibatkan rasa percaya.
Seseorang dapat dikatakan mengidap atau megalami gejala pistantrophobia apabila memiliki ketakutan yang sangat parah. Ia menjadi mudah mencurigai orang lain, takut bersosialisasi, sangat tertutup, bahkan jika terpaksa ia dapat memata-matai orang lain untuk membuktikan kepercayaannya.
Hanya mereka yang memiliki rasa takut percayalah yang dapat dikatakan memiliki pistantrophobia. Tingkat ketakutannya pun ada tahapnya. Secara eksklusif, Psikolog Esti Wijayanthi, S.Psi memberikan informasinya kepada GLITZMEDIA.CO.
SAKIT HATI
Tak hanya karena cinta, sakit hati akibat kepercayaan yang disalahgunakan menjadi salah satu penyebabnya. Rasa sakit hati yang membekas ini membuatnya merasa terpuruk.
Jika rahasia atau aibnya lah yang dibocorkan, kemungkinan besar orang jadi enggan menaruh kepercayaan lagi kepada orang lain dan memilih menyimpannya sendiri.
BERMUKA DUA
Bukan berarti munafik, namun seseorang akan menyembunyikan rasa sedihnya atau rahasia terdalamnya dengan tawa atau senyum. Ia memilih untuk membahas hal lain ketika sedang berada di lingkungan. Ia merasa tak perlu membuka rahasia, masalah, atau aibnya kepada orang lain.
(BACA JUGA: Inilah Penyebab Sakit Kepala Akibat Tidur Terlalu Lama)
“Biasanya jika belum parah, ia mau untuk tetap bersosialisasi walaupun tidak ingin menaruh rasa percayanya pada siapapun. Pada tahap ini, orang tersebut belum dapat dikatakan mengidap pistantrophobia,” ujar psikolog lulusan Universitas Indonesia ini.
CURIGA YANG BERLEBIHAN
Karena rasa tak percaya, lama-kelamaan seseorang sibuk dengan analisanya terhadap lingkungan. Kecurigaan dan pikiran negatif pun mulai membayangi dirinya hingga berpikir sama rata jika tak ada sosok yang dapat ia percayai.
“Kecurigaan dan prasangka buruk ini sebenarnya merupakan cara yang ia pilih untuk upaya perlindungan diri,” kata Esti Wijayanthi kepada GLITZMEDIA.CO.
MENARIK DIRI
Gejala pistantrophobia adalah orang itu akan mudah menarik diri. Jika rasa sakit hati dan curiga tak bisa dihindari, orang tersebut akan semakin menarik diri dari lingkungannya. Kecurigaannya semakin besar dan tak bisa diterima logika.
Apalagi saat tahu orang lain tak sepemikiran dengannya, hal ini hanya akan membuatnya semakin tertutup dan menarik diri. Jangankan menjalin hubungan intim seperti pacaran, menjalin persahabatan pun enggan.
STRES YANG BERKEPANJANGAN
Tak bisa dipungkiri jika manusia adalah mahluk sosial. Maka, tak heran jika seseorang yang memilih untuk menarik diri dari lingkungan sosial akan mengalami stres berkepanjangan yang berujung pada depresi. Ini menjadi gejala pistantrophonia selanjutnya.
“Depresi ini sesuatu yang sangat serius jika dialami oleh seseorang dengan pilantrophobia. Karena takut memercayai seseorang, maka ia jadi enggan untuk datang ke ahli kejiwaan—seperti psikolog atau psikiater. Maka penanganannya menjadi sulit dilakukan,” jelas Esti Wijayanthi.
Apakah Anda merasa sedang berada di salah satu fase phistantrophobia? Jika ya, segera mencari langkah yang tepat untuk mengatasinya. Ingat, hidup tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Berdamailah dengan apapun masalah yang menimpa Anda. Satu hal lagi, jangan pernah menyimpan dendam, ya!
(Shilla Dipo/ Anggia Hapsari, foto:unsplash.com/ Joshua Joehne)