Teknik pewarnaan tye-dye hingga patching, jadi ide tampilan busana yang menarik dari PURANA

Durasi baca: 1 menit.


Jumat lalu, perhelatan Fashion Nation hari ke delapan resmi digelar. Hari itu setidaknya ada tiga show yang diisi oleh beberapa desainer. GLITZMEDIA.CO berkesempatan untuk menyaksikan show kedua, yakni “The Future Culture”. Show “The Future Culture” menghadirkan dua brand lokal ternama, salah satunya adalah PURANA.


PURANA yang didaulat untuk membuka pergelaran menghadirkan kurang lebih 15 looks di dalam satu koleksi. Pattern dan cutting busana khas PURANA banyak dihadirkan oleh Nonita Respati selaku founder dan desainer PURANA. Busana oversize, juga banyak terlihat di dalam koleksi ini.




Warna-warna bumi sepertinya sengaja dihadirkan oleh Nonita, agar sejalan dengan DNA Purana yang memang mengangkat kearifan lokal di dalam tiap busananya. “The Artisan”, menjadi tema yang diangkat oleh PURANA untuk koleksinya kali ini. Di setiap looks, PURANA menggambarkan hasil karya tangan berbagai seniman.

(BACA JUGA:  “Twinning Is Happening”, Koleksi Baju Kembar Terbaru dari Mothercare Indonesia)

 

Mulai dari tenun tangan dengan detail tidak sempurna karena tiap pewarnaan benang diproses secara alami. Banyak juga two-piece looks yang memadukan celana sarung dan luaran atau atasan dengan potongan androgini. Selain itu ada juga busana yang merupakan karya kolaborasi PURANA dengan seniman asal Australia bernama Geoff Todd.




Terakhir ada juga karya yang proses pembuatannya menggunakan teknik patching dengan sashiko atau teknik sulam tangan khas Jepang. Teknik sulam ini terbilang unik karena menggunakan bahan-bahan sisa sebagai bahan utamanya.


Tidak hanya itu, proses pewarnaan tie-dye dengan teknik pleats yang dikombinasikan dengan color blocking. Sehingga membuat tampilan busana tersebut penuh statement dan kuat, namun juga unik.


(Andiasti Ajani, foto: andiasti ajani)