Perempuan hamil memiliki resiko tinggi mengalami anemia.
Durasi baca: 40 detik.
Anemia adalah kondisi medis ketika tidak cukupnya sel darah merah untuk membawa oksigen ke jaringan di dalam tubuh sehingga kinerja tubuh menjadi terganggu. Anemia selama kehamilan menjadi perhatian penting karena ini berhubungan dengan bayi yang lahir dengan berat badan rendah, kelahiran prematur, dan kematian ibu. Namun masih banyak yang mengabaikan anemia selama kehamilan karena dianggap sepele dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Ibu hamil memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami anemia karena jumlah darah yang dihasilkan tubuh terbagi untuk membantu menyediakan nutrisi bagi bayinya. Anemia selama kehamilan terjadi dalam kondisi ringan dan mudah diobati jika sudah terdeteksi sejak dini. Namun, kondisi ini dapat menjadi berbahaya untuk ibu dan bayinya jika tidak ditangani. Dikutip dari situs Americanpregnancy.org yang sudah merangkum info tentang anemia di masa kehamilan dari beberapa buku kesehatan kehamilan, inilah jenis-jenis anemia yang paling sering dialami selama kehamilan.
ANEMIA KEKURANGAN ZAT BESI
Ini adalah penyebab paling utama anemia yang terjadi di Amerika Serikat dan menjadi jenis anemia yang paling umum selama kehamilan. Sekitar 15% – 25% ibu hamil mengalami kekurangan zat besi. Kandungan ini adalah mineral yang ditemukan di sel darah merah dan digunakan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, serta membantu otot menggunakan oksigen. Ketika terlalu sedikit memproduksi zat besi, tubuh dapat menjadi lelah dan memiliki ketahanan yang rendah terhadap infeksi kuman. Ini juga mengakibatkan penurunan berat badan yang drastis setelah persalinan atau lahirnya bayi prematur.